Senin, 13 Juni 2011

Cinta dan bla bla bla
Saya bukan seorang Panglima yang bijaksana dalam menentukan kata, namun seorang Prajurit yang siap menerima dan menjalankan semua perintah. Seperti saat ini saya bukan seorang penulis yang profesional, namun saya adalah seorang juru ketik dari ide yang keluar dari otak saya. Dan untuk saat ini tertawalah    , tentang ide yang keluar dari otak saya.
Trauma, jera, takut, atau apalah istilahnya, sering saya mendengar itu. Wacana saya tentang remaja saat ini yang sedang putus cinta. Ya, kali ini saya ingin berdiskusi tentang “cinta”. Dan tulisan ini tidak sedikitpun dikutip dari, www/ http/ google, dll. Padahal saya sendiri kurang tahu akan itu cinta. Dan maaf jika memang tulisan ini sudah pernah diketahui dari buku/ internet yang pengertianya sama, ini murni keluar dari otak saya.
Cinta itu bisa di pelajari, itu yang sering saya ucapkan, bagi yang sering mendengar tentunya. Cinta itu tidak nyata, alias tidak dapat disentuh. Hanya sebuah istilah saja, karena ada banyak point-point nya.
1. Saling Menghormati
Dalam sebuah hubungan ada rasa yang timbul dari hati untuk saling hormat atas ide-ide dari keduanya. Tentunya banyak hal, dari mulai yang terkecil maupun besar sekalipun. Namun tak semudah seperti yang tertuliskan jika kita sebagai pelaku dari itu.
2. Saling Menyayangi
Ini yang sedikit sulit penjabaranya. Karena masih berhubungan dengan sebuah rasa. Terlalu susah untuk dijelaskan, ataukah kurangnya kosa kata dalam otak saya. Begini sajalah kata utamnya adalah sayang, saya artikan sebuah rasa yang timbul atas panggilan jiwa terhadap seseorang yang telah hadir di ruangnya.
Panggilan jiwa itu susah untuk mempertahankannya dalam sebuah hubungan. Karena kapan saja bisa muncul dan tak hanya kepada pasangan saja, setiap saat dapat hadir dengan tiba-tiba, pada seorang yang memanggil jiwanya.
3. Saling memberi
Penjabarannya ialah, dalam sebuah hubungan ada imbal balik antara keduanya. Tentunya rasa “memiliki”, bukan memiliki untuk segalanya, karena kita masih dalam tahap hubungan dan bukan untuk segalanya. Yang terpenting adalah dorongan sosial, karena tidak mungkin antaranya tidak mempunyai suatu problem. Nah, ketika dalam problem tersebut kita dapat mengisinya dengan dorongan, sehingga dapat mengisi ruang kosongnya ketika itu. Contoh singkatnya adalah seperti itu. Saling memberi, dan ketika dia membutuhkan kita akan selalu ada, dan mengisi dan efek sampingnya kembali lagi pada hal diatas, yaitu akan sebuah cinta.
4. Saling mempertanggung jawabkan
Dari semua yang dilakukan tentunya mempunyai sebuah bentuk pertanggung jawaban. Seperti apa yang telah saya tuliskan ini .
Dalam hal ini, kita memberikan, memutuskan, memberi saran, mengkritik, dll, sewajibnya kita tahu prediksi dampaknya kemudian. Kemudian dalam memberikan solusi pada penanggulangan dampak tersebutlah yang harus kita kuatkan.
Jika kita membuat racun kita harus membuat penawarnya.
Seperti itulah, dan saya pikir kawan-kawan sudah paham tentang tanggung jawab dan mempertanggung jawabkan.
5. Susah untuk dipisahkan
Dari point 5 inilah saya menemukan benang merah dari sebuah istilah cinta. Dengan sebuah proses panjang yaitu penelitian terselubung.
Seperti itulah sedikit uangkapan saya tentang sebuah istilah cinta yang katanya sakral bagi yang mengatakannya.
Kemudian,
Untuk mencapai sebuah cinta sebenarnya terlalu gampang. Menurut saya bukan uang, mobil, motor, ataupun yang lainya, melainkan hanya modal keberanian. Dan insyaallah berhasil.
1. Berkenalan atau dikenalkan
2. Pendekatan
- Berikan kharisma
3. Penjajakan (telusuri)
4. Info sosialnya
5. Keluarganya
- Berikan kharisma
6. Tindak lanjut
Dalam proses tersebut memang diperlukan uang, mobil, motor, dll. Namun semua bukan jaminan. Memang jaminan, jika targetnya matre. Kita hanya membutuhkanya sedikit saja. Karena motor kita juga punya. Hanya mengolah kata saja. Insyaallah berhasil dan bertahan lama.
Dan jika dalam keberhasilan tersebut berlangsung, kita akan mengalami sebuah kejenuhan hubungan. Tidak dapat dipungkiri hal itu. Tentunya setelah saya melakukan survey terhadap 10 orang. Laki-laki akan mencari pelampiasan, dekat dengan perempuan lain, dan perempuan akan dekat dengan laki-laki lain. Namun itu tak kan bertahan lama, setelah kejenuhan itu hilang.
Ini bukan untuk semua kalangan. Karena teori ini dapat di gunakan bagi yang mempercayainya, dan orang-orang yang terpinggirkan.

Oleh tedi subohastowo
12.06.2011
wassalam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar